Market Interest Rate vs Central Bank Interest Rate
Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika saat FOMC (Federal Open Market Committee) tanggal 21 September 2022 , menetapkan efektif per 22 September 2022, menaikkan suku bunga bank federal sebesar 75 basis poin (bps) di kisaran 3%-3.25%. Menurut Jerome Powell , Gubernur The Fed, FOMC bertekad untuk menurunkan Inflasi di US hingga 2 %.
Selama tahun 2022 sampai saat ini, tercatat The Fed sudah menaikkan suku bunga bank federal sebanyak 5 (lima ) kali, yaitu bulan Maret, Mei, Juni, Juli dan September 2022.

Source : https://www.federalreserve.gov/
Keputusan The Fed diikuti oleh Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4.25% dari sebelumnya sebesar 3.75%. Keputusan ini dilakukan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 21-22 September 2022.
Seperti diketahui, kebijakan menaikkan suku bunga ini merupakan salah satu kebijakan moneter yang dilakukan untuk menjaga kestabilan harga barang, menekan inflasi dan menciptakan iklim ekonomi yang lebih baik.
Suku Bunga Pasar vs Suku Bunga Bank
Sebenarnya siapa yang menetapkan suku bunga / Interest Rate ini? Apakah yang menetapkan suku bunga adalah The Fed kemudian diikuti oleh Market? Atau sebaliknya?
Ada hal menarik yang dapat dilihat dari perspektif yang lain dari data di bawah ini.


The Fed Funds Rate 2017 – 2022
(Source : https://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/fomccalendars.htm)
Tabel di atas adalah histori Federal Funds Rate dari Februari 2017 hingga September 2022. Data tersebut disandingkan dengan data histori 6 Month Government Bond Yield sebagai representasi dari Market Interest Rate.
Interest Rate Bond Yield ini merupakan suku bunga yang diharapkan oleh pasar /market atau dengan kata lain, grafik suku bunga Bond Yield ini mencerminkan decision atau keputusan dari kehendak pasar atau market. Terlihat, seiring Grafik Bond Yield tersebut naik, diikuti juga dengan kenaikan suku bunga bank federal, demikian juga sebaliknya. Histori kedua data tersebut terlihat dari grafik berikut ini.

US06MY vs The Fed Funds Rate : 2017 – 2019

US06MY vs The Fed Funds Rate : 2020-2021

US06MY vs The Fed Funds Rate : 2017 – 2021
Hal yang menarik adalah terlihat grafik The Fed Funds Rate bersifat lagging jika dibandingkan dengan US 6 Months Government Bond Yield.
Kenaikkan atau penurunan suku bunga bank ini merupakan reaksi dari kenaikan atau penurunan suku bunga yang ditetapkan oleh market (investor). Jadi keputusan menaikkan atau menurunkan suku bunga oleh Bank sentral lebih merupakan keputusan Reaktif dibanding Proaktif. Jadi Market Interest Rate lah, yang lebih dulu leading, baru diikuti oleh suku bunga bank.
Jika demikian yang terjadi, maka kenaikan atau penurunan suku bunga bank dapat diprediksi dengan mengacu pada kenaikan atau penurunan Market Interest Rate.
Prediksi Suku Bunga Bank Federal (The Fed Funds Rate)

Pada Grafik di atas dapat dilihat perjalanan The Fed menaikkan suku bunga federal selama tahun 2022. Diawali pada bulan Maret sebesar 0.25% – 0.5%, selanjutnya The Fed menaikkan lagi secara berturut pada bulan Mei, Juni Juli dan terakhir pada 22 September 2022 yang lalu menjadi 3.00% -3.25%.
Seperti yang dapat dilihat di https://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/fomccalendars.htm, jadwal FOMC berikutnya adalah 1-2 November 2022. Bagaimana suku bunga The Fed saat FOMC November 2022? Apakah The Fed akan menaikkan lagi suku bunganya atau sebaliknya? Jika dinaikkan, sampai berapa kenaikkan yang mungkin dinaikkan oleh the Fed?
Dengan menggunakan Elliott Wave Analysis sebagai tool, maka dapat diprediksi possibility pergerakan suku bunga bank federal ke depan.
Sebelum memprediksi pergerakan suku bunga The Fed, ada baiknya melihat sekilas bagaimana nuansa perkembangan ekonomi secara makro dengan membandingkan 4 Index Major : Bond, Currency, Commodity, dan Stocks.

Terlihat dalam jangka pendek atau menengah, korelasi yang terjadi menunjukkan kondisi Global Inflationary Environment berpotensi lebih kuat dibanding Deflationary Environment.
Hal ini diperkuat dengan kondisi geopolitik dunia serta perang Rusia – Ukraina yang belum menunjukkan tanda- tanda berakhir, sehingga rantai pasokan dunia menjadi terganggu. Banyak negara di dunia saat ini mengalami inflasi yang tinggi.
Elliott Wave Analysis – US06MY

US 6 Month Government Bond Yield – US06MY (D)
Sejak akhir 2021, pergerakan US06MYield berada pada kondisi uptrend, terlihat pergerakan yield membuat higher high dan higher low dan cenderung berada di atas moving average -MA 9 dan MA 21. Terlihat MACD membuat Divergence dimana sejak akhir juni hingga saat ini September 2022, yield semakin tinggi sementara MACD semakin turun. Pergerakan Yield masih berada di sekitar upper band pada indikator Bollinger Band.
Dari perspektif Elliott Wave, pergerakan yield saat ini membentuk Impulse Wave. Yield saat ini diperkirakan kemungkinan sudah menyelesaikan wave ③, dan sedang membentuk wave ④ dari ⑤ dari v. Berapa target dari wave v ? Apakah target akan tercapai saat FOMC 1-2 November mendatang?
Berikut ini Analisis penentuan target wave v berdasarkan Bullish Scenario.

Struktur Impulse Wave pada US06MY (D)

Multiple Fibbonaci Analysis Menentukan Target wave v
Dari Multiple Fibbonaci Analysis, didapatkan Cluster Fibbonacci pada area :
Area 1 : 4.370% /4.428%, Rata-rata = 4.399% , pembulatan 4.40%
Area 2 : 4.556%/4.626%/4.634%, Rata-rata = 4.60533%, pembulatan 4.60%
Target Area wave v : 4.40% – 4.60%

Terlihat sejak Maret sampai dengan September 2022 trend dari Range Deviation meningkat dari lowest 0.294% hingga highest 0.941%.
Jika Target wave v dari US06MY berada pada range 4.40%-4.60%, serta deviasi terakhir berada pada range 0.691% – 0.941% (rata-rata 0.816%). Maka target kenaikan The Fed berada pada kisaran :
= (4.40%-0.816%) sampai (4.60% – 0.816%) atau 3.54% sampai 3.78%.
Dengan mempertimbangkan kondisi Inflationary Environment yang lebih kuat pada jangka pendek (dan menengah), serta tekad kuat The Fed untuk menurunkan Inflasi di US hingga 2% maka cukup layak jika The Fed menaikkan Suku bunganya sebesar +75 bps menjadi 3.75%-4.00%.

Mungkinkah The Fed menaikkan suku bunga sebesar +75 bps saat FOMC November 2022?

Tidak ada yang bisa memastikan apakah The Fed pasti menaikkan suku bunganya pada saat FOMC 1-2 November mendatang (atau saat FOMC berikutnya 12-13 Desember 2022?) serta berapa besarannya jika dinaikkan. Analisis di atas dilakukan dengan asumsi Bullish Scenario sebagai preferred scenario. Sebagai alternative count nya adalah Bearish Scenario, dimana terjadi pembalikan arah yang menunjukkan wave v sudah selesai dan sedang membentuk fase koreksi.
Prediksi BI 7 Days Reverse Rate Repo (BI7DDR)

Indonesia 1 Year Government Bond Yield (ID01Y) – Bullish Scenario

Indonesia 1 Year Government Bond Yield (ID01Y) – Bearish Scenario
Bullish Scenario
Pola yang dibentuk oleh Indonesia 1 Year Government Bond Yield (ID01Y) sejak September 2021 hingga saat ini September 2022 adalah pola complex corrective (w)-(x)-(y)-(x)-(z). Sejak Juni 2022 terlihat yield membentuk pola triangle a-b-c-d-e. Kemungkinan saat ini yield sedang menyelesaikan wave a dari (z).
Dari post thrust-triangle a-b-c-d-e dapat diukur target dari wave (z) sebesar minimum 5.252%. Jika target yield ini tercapai, maka taret BI7DDR, kemungkinan bisa mencapai kenaikan +75 bps ke area 4.75%-5.00%. Oleh karena itu, perlu dicermati bagaimana kebijakan The Fed saat FOMC 2 November 2022 mendatang, karena kebijakan BI dalam menaikkan/menurunkan suku bunga biasanya dibayangi oleh kebijakan dari The Fed .

Mungkinkah BI7DDR mencapai 4.75%-5.00% ?
Last Update 2 November 2022

BI 7-DAY REVERSE REPO RATE NAIK 50 BPS MENJADI 4,75%: SINERGI MENJAGA STABILITAS DAN MOMENTUM PEMULIHAN
No. 24/285/DKom
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,50%. Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Source: bi.go.id

Update fed fun rate 2 Nov 2022 3.75 – 4.00 %
source : federalreserve.gov
Great post!