Motive Waves

Outline
1. Impulse Wave

  • Extension
  • Truncation

2. Diagonal

  • Leading Diagonal
  • Ending Diagonal

 

Motive Waves atau Gelombang motif terbagi menjadi lima gelombang (wave 1-2-3-4-5) dan selalu bergerak ke arah yang sama dengan arah tren pada satu degree di atasnya. Tujuan motive waves adalah membuat sebuah progress atau kemajuan. Lihat ilustrasi berikut ini.

MOTIVE-WAVE

Seperti dijelaskan sebelumnya, Elliott mencatat tiga aspek yang konsisten dari bentuk lima gelombang ini yaitu :

  1. Wave 2 tidak pernah melampaui titik awal wave 1, yang artinya retracement wave 2 tidak lebih dari 100% dari wave 1.  (Wave 2 never moves beyond the start of wave 1)
  2. Wave 3 tidak pernah menjadi gelombang terpendek; (Wave 3 is never the shortest wave). Elliott menemukan wave 3 seringkali yang terpanjang  dan tidak pernah terpendek di antara tiga gelombang aksi (1, 3 dan 5) dari gelombang motif. Wave 3 tidak harus menjadi yang terpanjang, selama gelombang 3 mengalami pergerakan persentase yang lebih besar daripada gelombang 1 atau 5, aturan ini terpenuhi.
  3. Wave 4 tidak pernah memasuki/overlap wilayah harga gelombang 1, yang artinya retracement wave 4 tidak lebih dari 100% dari wave 3 dan tidak boleh memasuki wilayah atau territory wave 1.

(Wave 4 never enters the price territory of wave 1)

3-RULES

Ada 2 (dua ) jenis Motive Waves : Impulse dan Diagonal

 

IMPULSE atau Impuls

Sebelumnya telah dipelajari bahwa motive waves terdari dari 5 gelombang , yaitu wave 1-2-3-4-5. Pada 5 gelombang ini sebenarnya terdiri dari gelombang aksi atau actionary waves (searah dengan trend) dan gelombang reaksi  atau reactionary waves (berlawanan arah dengan trend). Pada motive waves ada tiga gelombang yang merupakan gelombang aksi atau actionary waves, yaitu : 1-3-5 dan dua gelombang lagi yang merupakan gelombang reaksi atau reactionary waves, yaitu:  2 & 4. Gelombang aksi pada motives waves inilah yang disebut Impulse waves : 1 -3-5.

Sekarang kita perhatikan pada fase korektif (corrective phase).

Pada fase korektif terdiri dari 3 gelombang yaitu : A -B – C , dan pada ini juga terdiri dari actionary dan reactionary waves. Dua (2) gelombang aksi yaitu A dan C, serta 1 gelombang reaksi atau yaitu gelombang B.

Pada siklus di atas menggambarkan impuls pada posisi gelombang 1, 3, 5, A dan C.

Pada siklus yang sama jika “dibuka” , setiap subwave nya seperti terlihat seperti gambar di atas. Maka yang merupakan Impuls adalah : (1) – (3) – (5) – (A) – (C). 

Di dalam wave (1), yang merupakan impulse adalah : subwave 1-3-5 

Di dalam wave (3), yang merupakan impulse adalah : subwave 1-3-5 

Di dalam wave (5), yang merupakan impulse adalah : subwave 1-3-5 

Di dalam wave (A), yang merupakan impulse adalah : subwave 1-3-5 

Di dalam wave (C), yang merupakan impulse adalah : subwave 1-3-5 

 

Sekarang kita lihat wave (1).

Wave (1) adalah salah satu impulse wave dari motive waves yang derajat atau degree nya 1 (satu) tingkat di atasnya. Sementara wave (1) terbentuk dari 5 subwaves : 1-2-3-4-5. Sehingga pada saat yang sama 1 set subwave 1-2-3-4-5 juga merupakan sebuah impulse wave jika dilihat dari 1(satu) degree di atasnya, dalam hal ini, adalah wave (1).

 

Penjelasan yang sama juga berlaku untuk impulse waves yang lainnya :  (3) – (5) 

Impulse Wave dapat mengalami apa yang disebut Extension dan Truncation.

 

Extension

Extension adalah impuls yang mengalami “perpanjangan” atau ekstensi dengan subwaves yang berlebihan.  Ada beberapa kasus dalam extension yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

  • Kasus 1 

Sebagian besar impulse mengalami ekstensi hanya pada satu subwave-nya saja. Jadi jika wave 1 mengalami extension, maka wave 3 dan 5 tidak mengalami extension. Jika wave 3 yang mengalami extension, maka wave 1 dan 5 tidak mengalaminya. Demikian juga jika extension terjadi pada wave 5, maka wave 1 dan 3 tidak mengalami ekstensi.

 

  • Kasus 2 

Fakta bahwa ekstensi biasanya terjadi hanya pada satu subwave saja, dapat memberikan panduan yang berguna untuk memperkirakan panjang gelombang yang akan datang. Misalnya, jika gelombang pertama  dan ketiga memiliki panjang yang kira-kira sama, maka gelombang kelima ada kemungkinan akan menjadi gelombang yang extended atau mengalami perpanjangan. Demikian juga sebaliknya, jika gelombang tiga yang mengalami perpanjangan, maka panjang gelombang kelima bisa jadi menyerupai gelombang satu. Atau , jika gelombang pertama yang memanjang, maka gelombang 3 dan 5 tidak mengalami extended.

Di pasar saham atau stock market, gelombang yang paling umum mengalami  extension  adalah gelombang 3. Sedangkan di pasakar komoditas , gelombang yang sering extended adalah gelombang 5.

Extension pada wave 1- 3 – 5

 

  • Kasus 3 

Masih pada kasus extension, kadang-kadang, subdivisi ataus subwave dari gelombang yang diperpanjang memiliki amplitudo dan durasi yang hampir sama dengan empat gelombang lainnya dari impuls yang derajatnya lebih besar. Sehingga memberikan jumlah total sembilan gelombang dengan ukuran yang hampir sama dibanding “lima gelombang normal” seperti yang dibahas sejak awal. Karena ukuran sembilan gelombang yang hamper sama, terkadang sulit untuk mengatakan gelombang mana yang diperpanjang. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah, karena di dalam metode Elliott , hitungan sembilan (9) dan hitungan lima (5) memiliki signifikansi teknis yang sama. Mengenai signifikansi ini akan dijelaskan pada pelajaran berikutnya. Ilustrasi untuk kasus ke-3 ini dapat dilihat di bawah.

  • Kasus 4

Ekstensi juga dapat terjadi di dalam ekstensi (extension within extension). Pada umumnya, extention within extention ini terjadi pada wave yang sama. Misalnya :

Pada gelombang terjadi extention.  Dan subwave (3) dapat juga terjadi extension.

Pada gelombang terjadi extention. Dan subwave (5) dapat juga terjadi extension.

Berikut ini beberapa contoh Extension di real chart

 

  • Kasus 5 ( Perilaku yang mengikuti setelah tejadinya ekstensi gelombang kelima)

Ketika gelombang kelima mengalami extension, koreksi selanjutnya akan tajam (sharp), biasanya diikuti oleh retracement yang cepat (swift retracements) dan mencari potential support-nya pada level :

 1. Di titik terendah wave 2 dari wave (5) yang mengalami extension.

2. Kadang-kadang hanya wave A yang berakhir di level ini.

3. Karena titik terendah wave 2 dari wave (5) yang mengalami extension biasanya berada di dalam atau di dekat wilayah harga dari gelombang keempat wave (4) sebelumnya yang degree nya satu tingkat yang lebih besar,  maka level ini  yaitu wilayah wave (4) dapat diterima sebagai potential support yang mungkin merupakan akhir dari koreksi.

 

B. Truncation

Elliott menggunakan kata “failure” untuk menggambarkan situasi di mana gelombang kelima tidak bergerak melampaui akhir gelombang ketiga. Istilah truncation lebih sering digunakan untuk kasus ini. Walaupun gelombang kelima tidak melampui akhir gelombang ketiga, subwaves atau subgelombang kelima tetap berisi 5 subgelombang atau subdivisi atau subwave. Truncation ini sering kali terjadi pada kasus dimana gelombang ketiganya sangat kuat.


2. DIAGONAL

Diagonal adalah motive pattern tapi bukan merupakan impuls, karena memiliki dua karakteristik korektif. Jadi sebuah diagonal selalu terbentuk dari 5 gelombang, namun subwavenya merupakan pola korektif yaitu zigzag. Adapun 2 karakteristik korektif yang dimiliki oleh diagonal adalah sebagai berikut :

  1. Gelombang ke-4 atau wave 4 selalu memasuki wilayah harga wave 1 (wave 4 overlaps wave 1).  Diagonal menjadi adalah satu-satunya struktur lima gelombang dalam arah tren utama di mana gelombang empat hampir selalu bergerak ke wilayah harga gelombang satu
  2. Karakteristik gelombang korektif yang kedua adalah : pada diagonal,  semua subgelombangnya  adalah tiga (three), sehingga pola diagonal subwavenya adalah 3-3-3-3-3. 

Bentuk yang paling umum dari diagonal seperti bentuk baji atau wedge shape  di dalam 2 garis yang konvergen. Dalam kasus ini disebut Contracting Diagonal.

 

                 

 

Kadang-kadang, diagonal dapat terjadi di dalam 2 garis yang divergen. Dalam kasus ini disebut Expanding Diagonal.

Sebenarnya, Elliott menamakan pola ini sebagai diagonal triangle, namun agar tidak membingungkan dengan pola Triangle  pada struktur korektif (akan dibahas pada materi selanjutnya), maka istilah diagonal lebih umum digunakan.

Terdapat 2 jenis Diagonal, yaitu : Ending Diagonal dan Leading Diagonal.

A. Ending Diagonal

Diagonal selalu terbentuk dari 5 gelombang. Sedangkan Formasi subwave pada ending diagonal adalah : 3-3-3-3-3

Ending Diagonal terjadi di bagian akhir pada 3 posisi sebagai berikut :

  1. Gelombang kelima atau wave 5 pada sebuah Impulse wave.
  2. Posisi gelombang C dari formasi A-B-C (Zigzag atau Flat). 
  3. Posisi gelombang C salam Double atau Triple Threes. 

Sebagai catatan, zigzag/flat/doule atau triple threes merupakan struktur korektif yang akan dipelajari pada materi Corrective Waves.

 

 

Wave 1,2,3,4 dan 5 dari sebuah ending diagonal selalu terbentuk dari pola zigzag.

Terjadinya ending diagonal menyiratkan akan terjadi pembalikan arah di depan.

 

B. Leading Diagonal

Formasi subwave pada leading adalah : 3-3-3-3-3 atau 5-3-5-3-5

Leading Diagonal terjadi posisi sebagai berikut :

  1. Gelombang pertama atau wave 1 pada sebuah Impulse wave.
  2. Posisi gelombang A atau wave A dari formasi A-B-C Zigzag 

Wave 1, 3 atau 5 dari sebuah leading diagonal umumnya terbentuk dari zigzag tapi terkadang muncul sebagai Impulse . Sedangkan wave 2 dan 4 terbentuk dari zigzag.